Run For My Life

Rabu, 15 Agustus 2012

Papa




Bertahun aku menunggu,
Menunggu reda amarahmu
Keangkuhan membuat derita
Yang membuat hati luka
Apakah itu penting………….
Sehingga kita harus berpisah
Terimalah aku dengan semua aibku
Karena aku adalah darahmu
Tanggalkanlah prinsipmu
Demi buah sulungmu
Kutahu kau bisa bila kau mau
Jangan ingat kesalahanku
Demi rindumu
Singkirkan amarahmu
Agar kita bisa berkumpul lagi
Bercerita tentang angin dan badai
Bercerita tentang hutan dan sungai
Agar kau dapat tenteram diakhir cerita hidupmu…..













Kupergi….
Dengan darah dan air mata
Untuk mengejar angin
Tersesat dipadang gurun
Dengan pusaran badai dan terik matahari
Tanpa tahu jalan tuk kembali
Tak ada yang mencari
Tak ada yang kehilangan
Limbung tanpa pegangan
Kumenjerit kuberteriak
Tak ada yang mendengar
Kulelah kuletih
Ingin kumati
Tapi kematian tak kunjung datang
Ingin kulupakan
Tapi kenangan tak mau hilang
Kuterhempas sendiri
Mencari jalan tuk kembali
Tapi tak kutemukan















Apa yang kuingat tentangmu…
Apa yang kurindu…
Apa yang kudapat darimu…
Apa yang kutahu..
Semuanya membatu
Semuanya mengeras
Bagai batu cadas
Kau angkuh aku angkuh
Apa yang kita alami…
Kau disana aku disini
Sama sama terbaring letih
Menunggu akhir dari perjalanan ini
Ulurkan tanganmu itu, kan kusambut
Karena jarak dan waktu telah memisahkan kita
Jangan pergi sebelum aku datang
Tunggu aku sebelum helaan terakhir
Kumohon maafmu…
Papa.......











Disana….
Pernahkah kau ingat aku?
Pernahkah kau rindu aku?

Aku marah, aku kecewa padamu
Dimana cintamu dulu
Mana kasihmu

Kau biarkan aku sendiri menjalani hukumanku

Ketika kupandang potretmu
Apakah kau masih setegar itu?
Masihkah suaramu menggelegar?

Kudengar kau kini terbaring lemah
Kudengar kau merintih sakit
Tapi aku tidak ada disampingmu
Hanya aku yang tak ada
Karena kau usir aku, kau vonis aku
Bahkan bayanganmu tak bisa kudekati
Kau pikir kau bahagia?
Kau pikir kau menang?
Ya… kau memang tak dapat kutandingi
Sampai kapan pun
Karena kau adalah guruku, sahabatku, idolaku
Lebih dari itu kau Papaku….







Tahukah kau keadaanku?
Pernahkah kau cari tahu dimana aku?
Tidak !!
Karena kebencianmu tak terukur
Karena kekecewaanmu tak terlukiskan
Tapi aku tahu kau menipu dirimu
Kau membohongi hatimu
Sebenarnya kau rindu aku
Kau berharap kedatanganku
Tapi tak kulakukan
Karena aku tak sanggup berdiri dihadapanmu
Karena aku tak mampu menatap matamu
Kharismamu membuat aku gemetar
Aku berharap kau datang memanggilku
Biar harus dengan caci maki
Karena aku rindu Papa…..


















Rambut telah memutih
Usia kian renta
Demikian juga kau
Diujung sisa hidupmu
Kau masih memendam amarah
Tidak adakah rindu dihatimu?
Masih kau ingatkah namaku?
Pernahkah ada doa untukku?

Seumur hidupku aku telah menjalani hukumanku
Seumur hidup aku menanggung deritaku

Semua rindu dan kenangan harus kupendam

Telah lama hidupku mati
Telah lama air mataku mongering
Telah lama hati ini membatu
Itu demi mempertahankan hidup
Tapi kini… hidup sudah tak berarti
Pertahanan telah roboh
Hanya satu yang masih kutunggu
Maafmu ya… Papa







Begitu keraskah hatimu?
Begitu marahkah kau padaku?
Kau kubur aku hidup hidup
Kau hapus namaku dari ingatanmu
Semua itu karena besarnya cintamu padaku
Semua itu karena besarnya kesalahan yang kulakukan
Tapi aku tidak dapat sedetik pun melupakanmu
Apalagi kenangan tentangmu
Masih adakah hari untuk kita bertemu?
Untuk melepaskan rindu
Sebelum ajal menjemput
Panggillah aku pulang
Agar kudatang
Sampaikanlah pesan
Agar engkau kutemui

Bertahun tahun kutunggu
Hingga habis asaku










Kirim pesan, aku kan datang
Kirim kabar, aku kan jelang
Telah lama kumenunggu
Tapi tak kunjung tiba
Apakah kau telah lupa?
Apakah kau sudah tak rindu?
Kau tinggalkan aku semasih merah
Dalam dekap bunda
Tak kurasa tak kuingat
Kau tebus semua waktu

Hingga…… kutinggalkan kau yang terhempas
Kau marah kau kecewa
Tapi aku sudah jauh mengejar angin

Kini hatimu telah membatu
Hingga tak ada lagi rasa
Beribu sesal menggayut dihati
Namun tak dapat lagi kukembali
Hanya maaf yang kuharap
Hanya ampun yang kutunggu
Dikejauhan ini…


















Kuhitung waktu yang terbuang
Sejak kutinggalkan dikau
Genap sudah hukumanku
Tapi tak ada ampunan
Sampai kapan kau biarkan begini
Jangan biarkan tanah memisahkan kita
Karena darahku dan darahmu sama
Buanglah keangkuhanmu
Buanglah amarahmu
Karena kuingin berada disisimu
Ketika ajal menjemputmu


Jangan pergi.. jangan tinggalkan aku..
Beri aku maaf, beri aku restu
Agar dapat kujalani hidup dengan tegar
Agar kau damai menghadap Sang Khalik
Tak ada dendam dan sesal
Dengan senyum dan perkenan
Dapat mengatakan, “Selamat Jalan”


Disana kau terbaring letih
Banyak sudah kau jalani hidup
Rambut memutih, tulang telah lesu
Melampaui onak dan duri

Apa yang sudah kuberi padamu?
Tidak ada…
Balasanku sangat menyakitimu
Setengah abad sudah hidup kujalani
Tak ada baktiku padamu


Ada sesal menyelimuti hati
Karena telah mengecewakanmu
Aku meninggalkanmu
Tanpa pamit dan restu
Kini kudengar kabar
Kudengar pesan
Kau terbaring dalam sakitmu
Tak ada yang dapt kuperbuat
Hanya doa dan air mata yang aku punya
Berharap kau memanggilku pulang
Untuk terima maaf dan ampunmu




Tidak ada komentar:

Posting Komentar