Menunggu
reda amarahmu
Keangkuhan
membuat derita
Yang
membuat hati luka
Apakah
itu penting………….
Sehingga
kita harus berpisah
Terimalah
aku dengan semua aibku
Karena
aku adalah darahmu
Tanggalkanlah
prinsipmu
Demi
buah sulungmu
Kutahu
kau bisa bila kau mau
Jangan
ingat kesalahanku
Demi
rindumu
Singkirkan
amarahmu
Agar
kita bisa berkumpul lagi
Bercerita
tentang angin dan badai
Bercerita
tentang hutan dan sungai
Agar
kau dapat tenteram diakhir cerita hidupmu…..
Kupergi….
Dengan
darah dan air mata
Untuk
mengejar angin
Tersesat
dipadang gurun
Dengan
pusaran badai dan terik matahari
Tanpa
tahu jalan tuk kembali
Tak
ada yang mencari
Tak
ada yang kehilangan
Limbung
tanpa pegangan
Kumenjerit
kuberteriak
Tak
ada yang mendengar
Kulelah
kuletih
Ingin
kumati
Tapi
kematian tak kunjung datang
Ingin
kulupakan
Tapi
kenangan tak mau hilang
Kuterhempas
sendiri
Mencari
jalan tuk kembali
Tapi
tak kutemukan
Apa
yang kuingat tentangmu…
Apa
yang kurindu…
Apa
yang kudapat darimu…
Apa
yang kutahu..
Semuanya
membatu
Semuanya
mengeras
Bagai
batu cadas
Kau
angkuh aku angkuh
Apa
yang kita alami…
Kau
disana aku disini
Sama
sama terbaring letih
Menunggu
akhir dari perjalanan ini
Ulurkan
tanganmu itu, kan
kusambut
Karena
jarak dan waktu telah memisahkan kita
Jangan
pergi sebelum aku datang
Tunggu
aku sebelum helaan terakhir
Kumohon
maafmu…
Papa.......
Disana….
Pernahkah
kau ingat aku?
Pernahkah
kau rindu aku?
Aku
marah, aku kecewa padamu
Dimana
cintamu dulu
Mana
kasihmu
Kau
biarkan aku sendiri menjalani hukumanku
Ketika
kupandang potretmu
Apakah
kau masih setegar itu?
Masihkah
suaramu menggelegar?
Kudengar
kau kini terbaring lemah
Kudengar
kau merintih sakit
Tapi
aku tidak ada disampingmu
Hanya
aku yang tak ada
Karena
kau usir aku, kau vonis aku
Bahkan
bayanganmu tak bisa kudekati
Kau
pikir kau bahagia?
Kau
pikir kau menang?
Ya…
kau memang tak dapat kutandingi
Sampai
kapan pun
Karena
kau adalah guruku, sahabatku, idolaku
Lebih
dari itu kau Papaku….
Tahukah
kau keadaanku?
Pernahkah
kau cari tahu dimana aku?
Tidak
!!
Karena
kebencianmu tak terukur
Karena
kekecewaanmu tak terlukiskan
Tapi
aku tahu kau menipu dirimu
Kau
membohongi hatimu
Sebenarnya
kau rindu aku
Kau
berharap kedatanganku
Tapi
tak kulakukan
Karena
aku tak sanggup berdiri dihadapanmu
Karena
aku tak mampu menatap matamu
Kharismamu
membuat aku gemetar
Aku
berharap kau datang memanggilku
Biar
harus dengan caci maki
Karena
aku rindu Papa…..
Rambut
telah memutih
Usia
kian renta
Demikian
juga kau
Diujung
sisa hidupmu
Kau
masih memendam amarah
Tidak
adakah rindu dihatimu?
Masih
kau ingatkah namaku?
Pernahkah
ada doa untukku?
Seumur
hidupku aku telah menjalani hukumanku
Seumur
hidup aku menanggung deritaku
Semua
rindu dan kenangan harus kupendam
Telah
lama hidupku mati
Telah
lama air mataku mongering
Telah
lama hati ini membatu
Itu
demi mempertahankan hidup
Tapi
kini… hidup sudah tak berarti
Pertahanan
telah roboh
Hanya
satu yang masih kutunggu
Maafmu
ya… Papa
Begitu
keraskah hatimu?
Begitu
marahkah kau padaku?
Kau
kubur aku hidup hidup
Kau
hapus namaku dari ingatanmu
Semua
itu karena besarnya cintamu padaku
Semua
itu karena besarnya kesalahan yang kulakukan
Tapi
aku tidak dapat sedetik pun melupakanmu
Apalagi
kenangan tentangmu
Masih
adakah hari untuk kita bertemu?
Untuk
melepaskan rindu
Sebelum
ajal menjemput
Panggillah
aku pulang
Agar
kudatang
Sampaikanlah
pesan
Agar
engkau kutemui
Bertahun
tahun kutunggu
Hingga
habis asaku
Kirim
pesan, aku kan
datang
Kirim
kabar, aku kan
jelang
Telah
lama kumenunggu
Tapi
tak kunjung tiba
Apakah
kau telah lupa?
Apakah
kau sudah tak rindu?
Kau
tinggalkan aku semasih merah
Dalam
dekap bunda
Tak
kurasa tak kuingat
Kau
tebus semua waktu
Hingga……
kutinggalkan kau yang terhempas
Kau
marah kau kecewa
Tapi
aku sudah jauh mengejar angin
Kini
hatimu telah membatu
Hingga
tak ada lagi rasa
Beribu
sesal menggayut dihati
Namun
tak dapat lagi kukembali
Hanya
maaf yang kuharap
Hanya
ampun yang kutunggu
Dikejauhan
ini…
Kuhitung
waktu yang terbuang
Sejak
kutinggalkan dikau
Genap
sudah hukumanku
Tapi
tak ada ampunan
Sampai
kapan kau biarkan begini
Jangan
biarkan tanah memisahkan kita
Karena
darahku dan darahmu sama
Buanglah
keangkuhanmu
Buanglah
amarahmu
Karena
kuingin berada disisimu
Ketika
ajal menjemputmu
Jangan
pergi.. jangan tinggalkan aku..
Beri
aku maaf, beri aku restu
Agar
dapat kujalani hidup dengan tegar
Agar
kau damai menghadap Sang Khalik
Tak
ada dendam dan sesal
Dengan
senyum dan perkenan
Dapat
mengatakan, “Selamat Jalan”
Disana
kau terbaring letih
Banyak
sudah kau jalani hidup
Rambut
memutih, tulang telah lesu
Melampaui
onak dan duri
Apa
yang sudah kuberi padamu?
Tidak
ada…
Balasanku
sangat menyakitimu
Setengah
abad sudah hidup kujalani
Tak
ada baktiku padamu
Ada
sesal menyelimuti hati
Karena
telah mengecewakanmu
Aku
meninggalkanmu
Tanpa
pamit dan restu
Kini
kudengar kabar
Kudengar
pesan
Kau
terbaring dalam sakitmu
Tak
ada yang dapt kuperbuat
Hanya
doa dan air mata yang aku punya
Berharap
kau memanggilku pulang
Untuk
terima maaf dan ampunmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar